Selamat Datang Di Heri Setiawan Blog, Semoga Semua Informasi Yang Ada Didalam Blog Ini Bisa Bermanfaat Untuk Anda Sekalian, dan terima kasih sudah berkunjung ke blog saya :)

Sabtu, 29 November 2014

Tumbang Titi, Ketapang, Kalimantan Barat


Tumbang Titi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia. Ibu kota kecamatan ini adalah Tumbang Titi, dan berbatasan dengan Kecamatan Pemahan di sebelah utara, Kecamatan Marau dan Jelai Hulu di wilayah selatan, Kecamatan Sungai Melayu Raya di sebelah barat, serta dengan Kecamatan Jelai Hulu dan Provinsi Kalimantan Tengah di sebelah timur.
Tumbang Titi merupakan “kota yang lengkap” bagi mereka yang tinggal di kecamatan ini dan bagi penduduk yang tinggal di wilayah-wilayah lain di pedalaman. Di kota ini terdapat penginapan, rumah makan, bank, pasar, toko-toko untuk kebutuhan sandang-pangan-papan, bengkel, salon kecantikan, rumah sakit dan sekolah. Sebuah gereja Katolik yang cukup besar terdapat di sini.

Wilayah Administratif

Kecamatan Tumbang Titi terbagi-bagi lagi ke dalam wilayah sekitar 20-an desa, di antaranya Desa Aur Gading, Batu Beransah, Batu Tajam, Belaban Tujuh, Beringin Raya, Jelayan, Jungkal, Kalimas Baru, Mahawa, Nanga Kelampai, Natai Panjang, Pemuatan Jaya, Petebang Jaya, Segar Wangi, Sengkaharak, Sepauhan Raya, Serengkah Kanan, Serengkah Kiri, Sukadamai, Tanjung Beulang, Titi Baru, dan Tumbang Titi.

Transportasi

Kota kecamatan Tumbang Titi berjarak kurang lebih 90 km dari Kota Ketapang. Untuk menuju Tumbang Titi, dapat digunakan transportasi sungai maupun transportasi darat. Tumbang Titi terletak di tepi Sungai Pesaguan.
Sejak dibangunnya “jalan bagus”, lebih banyak orang memilih transportasi darat ketimbang transportasi sungai. Dari Kota Ketapang, Tumbang Titi dapat dijangkau menggunakan “motor air” (sebutan lokal untuk speedboat) hingga Tembang Cina; dari Tembang Cina perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan ojek motor.
“Jalan bagus” yang menghubungkan Kota Ketapang dan Tumbang Titi merupakan jalan yang terbuat dari tanah dan aspal. Pada September 2009, pemerintah Kabupaten Ketapang melakukan pengaspalan dan perbaikan jalan di sekitar 50% rute Ketapang-Tumbang Titi, namun perubahan cuaca serta frekuensi kendaraan berat yang melewati rute tersebut kerap membuat jalan kembali rusak. Namun bagi warga lokal, jalan yang ada sekarang sudah bagus dibanding jalan kecil yang ada pada awal tahun 1990-an. Untuk transportasi darat, bus antar kota menuju Tumbang Titi berangkat sekitar dua atau tiga kali per minggu pada musim kemarau. Frekuensi keberangkatan dapat berubah tergantung pada minimal jumlah penumpang atau barang yang diangkut pada keberangkatan tersebut. Pada musim penghujan, keberangkatan bus sangat tergantung pada kondisi bus, kondisi jalan serta jumlah penumpang. Tarif bus yang berlaku pada Oktober 2009 untuk Ketapang-Tumbang Titi adalah Rp. 60.000,-. Alternatif lain melalui darat adalah dengan menggunakan mobil sewaan atau ojek motor.

Fasilitas Umum

Pusat keramaian Tumbang Titi terletak di jalan utama di mana terdapat Pasar Tumbang Titi. Di jalan utama yang membelah dari timur ke barat ini juga terdapat penginapan, rumah makan dan BRI yang merupakan satu-satunya bank yang beroperasi untuk wilayah Tumbang Titi dan sekitarnya.
Barang-barang berupa sandang dan papan dapat diperoleh di Pasar Tumbang Titi, sedangkan untuk sembako, obat-obatan, makanan ringan dan peralatan rumah tangga dapat diperoleh di banyak toko kelontong di seantero Tumbang Titi. Untuk perawatan motor atau mobil terdapat bengkel dan tempat pencucian dengan fasilitas cuci jet-spray. BBM dan minyak tanah dapat diperoleh dari kios-kios BBM atau toko kelontong, dengan harga relatif cukup mahal. Untuk perawatan diri, terdapat tiga buah salon di sekitar pusat kota.
Sejak pertengahan 2009, warga Tumbang Titi sudah dapat menikmati listrik nyaris selama 24 jam. Jika sebelumnya listrik hanya tersedia dari pukul lima petang hingga pukul enam pagi, maka kini listrik mengalir 24 jam setidaknya tiga hari dalam satu minggu. Selain listrik, sinyal telepon seluler di wilayah ini juga terhitung stabil. Telkomsel dan Excel merupakan penyedia layanan seluler yang beroperasi di wilayah ini.
Ketersediaan air di wilayah ini tergolong memadai. Banyak rumah memiliki sumur dengan air yang bening dan tidak berbau. Bagi rumah yang tidak memiliki sumur atau sumurnya kering di musim kemarau, air hujan dan air sungai digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kota Tumbang Titi dibelah oleh sebatang sungai, yakni Sungai Pesaguan. Sungai ini berfungsi sebagai penyedia air dan fasilitas MCK bagi sebagian rumah tangga. Secara musiman juga terdapat penambang pasir yang mengeruk pasir dari kedua sisi sungai untuk dijual.
Fasilitas pendidikan di Tumbang Titi tergolong lengkap dengan adanya dua TK, empat SD, dua SMP dan satu SMU. Kegiatan Pramuka merupakan aktivitas yang diwajibkan bagi siswa-siswi di Tumbang Titi.
Untuk sarana kesehatan, Tumbang Titi memiliki sebuah Puskesmas dan Rumah Sakit. Terdapat dokter, mantri dan bidan yang secara bergiliran melayani masalah-masalah kesehatan.
Bagi tamu yang hendak bermalam, terdapat 3 buah penginapan dengan beberapa buah kamar yang memiliki kamar mandi di dalam. Tarif penginapan per Oktober 2009 adalah Rp. 40.000,- per malam, disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di dalam kamar.

Penduduk

Penduduk asli Kecamatan Tumbang Titi adalah suku Dayak Pesaguan. Namun dengan semakin terbukanya wilayah dan berkembangnya transportasi, suku-suku dan etnis lain pun berdatangan untuk bekerja dan menetap di wilayah ini. Warga kota Tumbang Titi kini berasal dari etnis Dayak, Melayu, Tionghoa dan Jawa serta sejumlah kecil etnis lain dari Flores, dan Madura. Agama yang dianut adalah Katolik, Kristen Protestan dan Islam. Profesi warga antara lain pedagang, PNS, pegawai swasta, guru, petugas kesehatan, pensiunan, polisi, tentara, buruh dan petani. Dengan keberadaan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Ketapang, banyak warga yang memiliki kapling-kapling sawit sebagai bagian dari pekerjaan sampingan mereka.
Di luar aktivitas kerja, warga memperoleh hiburan melalui televisi, perayaan perkawinan, upacara adat, perayaan peristiwa tertentu seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Pramuka, serta Pasar Malam dengan berbagai atraksinya yang dilaksanakan setiap tahun. Bahan bacaan seperti surat kabar, majalah atau buku sangat langka. Koran dan majalah hanya dapat diperoleh di Kota Ketapang, itupun bukan yang terkini. Misalnya saja surat kabar nasional yang terbit pada hari Minggu, mungkin baru dapat diperoleh di Ketapang pada hari Rabu berikutnya. Majalah mingguan baru akan muncul dua minggu hingga satu bulan kemudian.

Kondisi Keamanan

Kota Tumbang Titi dapat dikategorikan sebagai wilayah yang aman. Kerusuhan yang sempat melanda Provinsi Kalimantan Barat tidak menyentuh wilayah ini. Pencurian dan perampokan juga sangat jarang terjadi di wilayah ini. Yang acap terdengar adalah perkelahian di antara orang-orang mabuk, namun biasanya perkelahian itu dilerai oleh kawan-kawannya sendiri. Perkelahian juga kerap dipicu oleh perebutan wilayah untuk aktivitas tertentu seperti penambangan.


 Berikut adalah foto-foto gambaran dari Tumbang Titi :

   Gereja Katolik Di Tumbang Titi                                                     





                                                                                                                    Kantor Desa Tumbang Titi

 Pasar Desa Tumbang Titi





                                                  
                                                                                                          




                                                                                                                    Perkantoran Lama Tbg. Titi                                                                                                              
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbang_Titi,_Ketapang

Senin, 05 November 2012

Teka-Teki Bergambar


Apa yang aneh dari gambar diatas??


Ada berapa wajah didalam gambar diatas??


Ini gambar gerak atau bukan??


Coba anda hitung titik hitam dari gambar diatas..


Kodok dan kepala kuda (putar kiri)..


Perhatikan titik hitam dan gerakan kepala maju-mundur


Puzzle 3 Dimensi


Ada berapa wajah orang didalam gambar diatas??

Kamis, 01 November 2012

Adat Istiadat Melayu Ketapang, Kalimantan Barat

1.   Adat Istiadat Perkawinan

   Meresik-Resik
Meresik- resik adalah upaya yang dilakukan oleh pihak laki-laki untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang perempuan yang ditaksir.
Begi orangtua yang ingin meminang seseorang gadis untuk anak laki-lakinya, langkah pertama adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang gadis idaman anakanya itu. Setelah terkumpul data yang akurat, maka biasanya mengirim seseorang yang disebut telangke atau mak comblang mengajuk-ajuk sigadis dan orangtunya kalau-kalau berkenan menerima pinangan dari si laki-laki tersebut. Kalau pembicaraan pendahuluan beres, maka orangtua lelaki mengirim utusan secara resmi.

   Membuk Mulut
Membuka mulut adalah proses yang dilakukan pihak laki-laki untuk memberitahukan niat meminang kepada pihak perempuan dengan mengutus orang yang biasanya adalah sepasang suami-isteri yang sudah dikenal baik oleh keluarga pihak perempuan. Proses ini  biasanya dilakukan dengan berbicara panjang lebar dan pada saat yang tepat barulah disampaikan niat untuk meminang tersebut, serta memberikan tempat sirih terlebih dahulu yang berisi sirih, pinang gambir serta tembakau. Biasanya pihak tuan rumah meminta tempo sehari-duari untuk berunding deng keluarga. Lalu jika tempat sirih dikembalikan dalam keadaan kosong berarti peminangan diterima, sebaliknya jika dikembalikan dalam keadaan seperti semula masih berisi lengkap berarti pinangan ditolak.

   Ngantar Tande
Ngantar tande adalah proses yang dilakukan oleh pihak laki-laki dengan masuk menandai (bertunangan) dengan mengantar barang seperti pakaian lengkap, handuk, sandal dan sepatu, alat-alat make up, paying yang jumlahnya 1-3 pasang dan sebentuk cincin. Ngantar tande biasanya dilakukan setelah ditentukan hari baik dan bulan baik, biasanya ditentukan berdasarkan perhitungan Islam.

   Ngantar Barang
Ngantar barang adalah proses yang dilakukan oleh pihak laki-laki untuk melakukan persiapan perkawinan.  Kegiatan ini dilakukan setelah ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Barang-barang yang diantar berupa :
a)   Tempat sirih
b)   Seperangkat tempat tidur
c)   Selimut tebal
d)   Pakaian perumpuan lengkap
e)   Sandal dan sepatu perempuan
f)   Handuk
g)   Payung
h)   Alat-alat make up lengkap
i)    Barang perhiasan perempuan
j)    Dulang berisi bunga rampai
k)    Uang asap sesuai kesepakatan
Barang tersebut biasanya dikemas sedemikian rupa yang berbentuk angsa, ular,  buaya, bunga dll, dengan maksud agar lebih meriah.

   Aqad Nikah
Aqad nikah ini dilaksanakan jauh sebelum hari besarnya. Ini dinamakan Nikah Gantung, karena keduanya belum boleh tidur bersama.
Aqad nikah dilaksanakan oleh Penghulu (disertai wali atau boleh diwalikan oleh penghulunya) dengan didahului dengan pembacaan qalam ilahi seorang qari/aqri’ah. Kemudian Penghulu menyampaikan Khutbah Nikahdan kemudian melakukan Aqad Nikah.

   Ngundoh Menantu
Acara ini di lakukan oleh 7 orang perempuan baya atau sekurang kurangnya 3 orang yang member minyak rambut, menyisiri dan membedaki serta mengganti pakaian dengan pakaian milik orang tua perempuan atau pakaian yang telah dipersiapkan oleh pihak perempuan.

   Malam Pacar
Malam pacar merupakan bagian dari prosesi adat perkawinan masyarakat Melayu Kayung. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.   Pelaminan (sederhana sampai yang mewah)
b.   Payung api (tempat lilin menyala)
c.   Ungkaran rotan
d.   Pacar yang sudah di tumbuk
e.   Minyak kembang setaman (wangi-wangian)
f.   Kekayun
Upacara dimulai dengan pemberian pacar yang di sebut menggulung pacar, yaitu memberikan pacar yang diletakkan diatas telapak tangan kedua mempelai oleh 7 orang lelaki.
Acara selanjutnya di sebut menguku yang di lakukan oleh 7 orang perempuan baya secara bergantian. Menguku dimaksud agar keduanya terhindar dari penyakit restung pada kukunya.
Kemudian dilanjutkan dengan menyiram minyak kembang setaman kepada kedua mempelai secara bergiliran, kemudian memasukkan uang kedalam tempat yang disediakan, kegiatan ini di sebut mengecor.
Setelah upacar mengecor selesai, maka diberikan hidanganringa kepada hadirin dan kemudian mempelai laki-laki dan rombongan pulang kerumah orang tuanya dengan membawa dulang yang brisi juadah dari keluarga perempuan sebagai balasan.
   Bepepinjam
Untuk melaksanakan pesta pernikahan , maka piring mangkuk serta perlengkapan lainnya milik tuan rumah tidaklah mencukupi. Untuk itu terpaksa harus meminjam dengan sanak keluarga dan tetangga.
   Bepepajang
Bepepajang adalah kegiatan yang dilakukan oleh dukun sehari sebelum hari besar. Pada hakekatnya upacara bepepajang adalah sebagai pemberitahuan kepada penghuni sekitar rumah dari makhluk ghaib agar tidak mengganggu jalannya hajatan.
   Bepapar
Bepapar adalah meratakan gigi dengan kikir yang dilakukan oleh dukun. Kalau jaman dahulu maka dilakukan benar-benar meratakan gigi, namun pada saat sekaranghanya sekedar melakukan adat. Peralatan yang dipakai adalah :
a.   Kikir yang bersih
b.   Paku dan keminting
c.   Asam garam
*   Ngunjam Bale
Balai atau tarubuat terpaksa harus dibuat karena rumah tak mungkin menampung para undangan. Sebelum ada tenda biru, maka perkerjaan pertama adalah menyucok atap. Kegiatan ini adalah membuat atap dari daun nipah atau rumbia atau daun tepus.
   Begegantung
Maksud acara ini adalah memasang kelambu pada tempat tidur penganten. Prosesnya adalah 4 orang lelaki membaca surat Yasin yang masing-masing menghadap keempat penjuru tempat tidur.
   Mengarak (Hari Besar)
Mengarak penganten merupakan puncak acara pernikahan. Penganten lelaki di arak dengan kendaraan atau berjalan kaki. Dengan didahului pembacaan shalawat, maka penganten diarak menuju rumah penganten perempuan dengan iringan gendang tar.

2.  Mandi 3 Malam
Prosesi mandi 3 malam adalah sebagai berikut :

      Betimbang
Bagi turunan bangsawan, maka dilakukan upacara betimbang sebelum mandi. Untuk melaksanakan adat ini, diperlukan alat perlengkapan sebagai berikut :
a.   Alat timbangan
b.   Beras segantang
c.   Pisang
d.   Kundur
e.   Rempah-rempah
f.   Kelapa setampang
g.   Gula merah
Pelaksanaannya, barang-barang tersebut diletakan pada daun timbangan sebelah dan sebelahnya di “letak”kan kedua mempelai. Setelah dibacakan do’a tolak bala, maka kedua mempelai dibawa ketempat mandi.

      Mandi

a.    Tempat mandi
Perlengkapan yang dipakai adalah sebagai berikut :
    Tetawak (gong)
    Kepala sapi/kerbau
    Sangku (yang berisi hiasan daun dari kelapa muda, yang berbentuk burung, pedang, keris, gorah, dll)
    Payung kerajaan
    Kain basahan (berwarna kuning dua lembar masing masing 2 meter)
    Air kembang setaman berupa air yang di beri bunga-bungaan
    Air tolak bala berupa air putih biasa yang sudah dibacakan doa tolak bala.
    Bokor berisi tepung tawar dan daun puring emas.
    Mangkuk berisi sesumpitan berupa ketupat lepas untuk menyemburkan air.
    Talam berisi kaca,lilin menyala,benang dan jarum

b.    Acara mandi
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Pertama kedua mempelai diangkat dan diletakan ketengah tempat mandi. Kemudian duduk diatas tetawak dengan kaki menginjak kepala kerbau/sapi. Kedua ada tujuh orang wanita memandikan dengan air kembang setaman dan disudahi dengan air tolak bala.
Mula-mula acara betulus yaitu benang dan jarum dilingkarkan kepada keduanya    dari   atas dan dilepas dikaki berturut 7 kali oleh 7 orang yang memandikan. Dilanjutkan lagi dengan mengelilingkan cermin dan lilin menyala sebanyak 7 kali. Terakhir diserahkan kelapa cengkir berukir dan sesumpitan kepada keduanya. Air kelapanya disedot dan disemprotkan kepada orang sekitar. Maksudnya agar berbagi kebahagiaan denga orang sekitar. Setelah selesai kedua mempelai dilap dengan handuk dan kain yang basah diganti dengan kain yang kering berupa kain pelekat, dan penganten pria mangangkat pasangannya menuju kamar.

3.  Makan Nasi Adap
Kedua penganten duduk bersanding didepan kamar dengan bersila sambil menghadapi “nasi adap” yang terdiri:
   Nasi ketan warna kuning ( nasi kuning )
   Panggang ayam
   Hiasan telor
   Air minum
Dan saling menyupai.

4.  Ngaleh Turun
Upacara ngaleh turun adalah kedua mempelai setelah upacara mandi 3 malam pergi kerumah orang tua laki-laki dengan diiringi keluarga pihak perempuan bagi yang mampu, maka rombongan penganten diarak dengan iringan gendang tar dan dirumah orangtua laki-laki di laksanakan acara besar-besaran.

1.  Hukum Adat Perkawinan
a.  Batal Bertunangan
-    Batal dari pihak lelaki
Pihak perempuan tidak mengembalikan barang antaran yang diberikan waktu mengantar tande. Selanjutnya boleh atau bebas bertunangan atau kawin dengan lelaki lain.
-    Batal dari pihak perempuan
Apabila batal dari pihak perempuan, maka ia harus mengganti barang antaran sebagai pemberian waktu mengantar tande sebanyak 2 kali lipat.
b.  Bayar Pelangkahan
Apabila seorang adik kawin sedang abang atau kakak perempuannya belum menikah, maka si adik wajib membayar pelangkahan kepada abang dan atau kakaknya yang dilangkahi tersebut biasanya berupa 1 stel pakaian.
c.   Naik Basuh Kaki
Seorang lelaki karena di kehendaki oleh pihak perempuan untuk suaminya,namun sang lelaki tadi belum punya apa dan pihak perempuan kaya, maka boleh dinikahkan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
d.  Kebabaran
Adalah apabila kedapatan 2 orang lelaki dan perempuan yang bukan muhrim berdua duaan di tempat sepi ,maka saksi dapat melapor kepada Penghulu Desa. Jika laporannya diterima, maka keduanya wajib di nikahkan.
e.  Tebus Thalak
Jika seorang lelaki berselingkuh dengan seorang perempuan yang bersuami, jika ada saksi melapor kepada Penghulu, maka mereka harus dikawinkan.
f.   Mengampang
-     Perempuan yang belum bersuami apabila hamil di luar nikah dengan seseorang atau beberapa orang lelaki, maka harus dinikahkan segera.
-    Kalau yang dihamili itu adik/kakak iparnya sendiri, maka ia harus bercerai terlebih dahulu dengan istrinya, kemudian dinikahkan dengan yang di hamili tadi.
-    Kalau sumbang, biasanya dinikahkan dengan orang lain.
g.  Sumbang
Adalah suatu perkawinan yang sangat terlarang di lakukan oleh orang melayu. Kalau hal ini dilakukan, maka hukumannya adalah diusir dari lingkungannya,karena dianggap membawa kutukan dari Allah bagi seluruh masyarakat desa tersebut, pada masa lalu hukumnnya adalah dirajam sampai mati.

Pelaksanaan Adat Istiadat dan Hukum Adat Kehamilan

1. Adat Istiadat Kehamilan
  Adat Ketika Isteri Ngidam.
Setelah pemeriksaan bidan/dukun beranak bahwa yang bersangkutan positif hamil, maka wajib di beri bantaan, berupa mangga muda, dengan sambel berupa cabe digiling bersama garam, kecap dll. Selesai makan bantaan tadi, maka dibacakan do’a selamat minta perlindungan Allah bagi ibu dan anaknya yang dikandung.
  Mandi Tujuh Bulan
Diadakannya upacara Betumbang Apam yaitu pembacaan surat Yasin dimana perempuan hamil berdiri dengan dikiri kanannya didirikan apam merah dan apam putih. Ada juga yang melaksanakan betumbang apam terlebih dahulu kemudian melaksanakan acara mandi 7 bulan yang prosesinya sama dengan mandi 3 malam.

Pelaksanaan Adat Istiadat dan Hukum Adat Melahirkan

1.   Adat Istiadat Melahirkan
  Melahirkan Bayi
Diadakannya adat bebuang keaik, yaitu mengantar sesaji ke sungai atau keparit yang cukup besar yang terdiri atas:
a.  Paku & keminting
b.  Sirih sekapur
c.  Rokok sepucok
Kemudian kepada sang ibu yang akan melahirkan diberikan selusoh, yaitu air putih dijampi berupa do’a kepada Allah agar diberikan kemurahan dalam melahirkan.
  Ngerat Pusat
Dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim dan mengucap Dua kalimat Syahadat maka tali pusat bayi dipotong dan kemudian diperban setelah di beri obat.
  Tembuni
Bagi yang adat turunannya dibuang keair, maka tembuni tersebut tersebut dibawa kesungai yang cukup besar atau kelaut lalu dihanyutkan. Ada juga yang adat turunannya ditanam, maka bakul tembuni tersebut ditanam kedalam tanah.
  Tanggal Pusat
Kalu sudah bertemu wayah (24 jam) maka sang bayi diletakkan diatas talam besar yang dibawahnya ada beras dan uang logam, baru dialas kain. Setelah dibacakan doa selamat tolak bala, maka prosesi tanggal pusat selesai.
  Bebereseh
Yaitu si ibu yang lepas melahirkan itu dimandikan untuk mandi nifas.
Kelengkapan bebereseh ini adalah:
a.  Nasi ketan
b.  Air gula merah
c.  Tetohong
d.  Ayam seekor
e.  Kain basahan untuk mandi
f.  Bedak dan langir secukupnya
Proses mandi nifas dan sekaligus mandi wiladah adalah seperti mandi biasanya, hanya berbeda karena dibantu dukun untuk memandikannya siibu diberi bedak dan langir untuk menjamin agar benar-benar bersih dari hadas.
  Tetohong
Yang dimaksud dengan tetohong adalah sebuah talam kecil disebut tafsi yang berisi:
a.  Gula merah
b.  Kelapa setampang
c.  Pisang 20 biji
d.  Telor ayam 2 biji
  Berayun
Adat Banjar
Ketika anak bayi pertama kali diayunkan maka diadakan upacara betumpang apam dan naik ayunan. Disengkang ayunan diikatkan bermacam-macam juadah yang terdiri atas:
a.  Cucor
b.  Ariadam
c.  Ketupat tulak bale
d.  Lelingkar
e.  Dopak
Untuk tali ayunan dianyam benang 7 warna yang terdiri atas:
a.  Benang putih
b.  Benang merah
c.  Benang hijau
d.  Benang hitam
e.  Benang ungu
f.  Benang coklat
g.  Benang kuning
Naik Tojang
Untuk upacara naik tojang, maka ayunan berbentuk box digantung ditali ayunan dan diatasnya ditaruh juadah yang sama dengan turunan banjar.
Ayun Sandah
Yang dimaksud dengan ayunan adalah ayunan kecil dibawah rumah persis dibawah ayunan sang bayi.
  Gunting Rambut
Upacara gunting rambut merupakan satu paket yang terdiri atas:
a.  Gunting rambut
b.  Tijak tanah
c.  Betimbang
d.  Mandi-mandi
e.  Makan nasi adap
Pelaksanaan Gunting rambut
Upacara ini didahului pembacaan kitab Al Barjanzi. Yang di persiapkan:
1.  Pemasangan kendit
2.  Pemasangan gelang benang
3.  Rambut diikat-ikat
4.   Sebuah talam berisi: gunting, cincin emas, kelapa cengkir yang sudah dihias dan masih berisi airnya sebatang lilin yang menyala, bunga rampai, mata beliung, serta tepung tawar.
5.   Sebuah talam lagi berisi bunga cucok telor.
  Tijak Tanah
Bahan yang dipersiapkan adalah:
1.   Balai Jawe Sebuah bangunan berupa rumah mini tanpa dinding
2.   Tebu kuning secukupnya untuk dibuat tangga dan bangunan seperti atap.
3.   Juadah sebanyak 6 jenis
4.   Sepiring lagi berisi tanah dan sebiji telor ayam kampung.
Kue-kue yang didalam 6 buah piring dan piring ketujuh yang berisi tanah dan telor disusun didepan ‘’tangga” dengan urutan:
1.   Dodol merah
2.   Dodol putih
3.   Cucor
4.   Ariadam
5.   Cengkarok
6.   Sesagun
7.   Tanah, telor ayam, paku keminting.

Makna dari kegiatan Tijak Tanah

1.   Sang bayi turun dari rumah yang dilambangkan dengan Balai Jawa
2.   Dalam mengharungi kehidupan ada naik dan turunnya dengan perlambang tangga tebu.
3.    Dalam mengharungi kehidupan mengalami pahit manisnya kehidupan dengan perlambang juadah.
4.    Lambang paku keminting merupakan doa bagi sang bayi agar tegar dalam mengharungi kehidupan kelak.
5.    Akhirnya disadarkan kepada sang anak bahwa kita ini berasal dari tanah dan kembali ke tanah dengan perlambang memecahkan telor ayam diatas tanah pada piling terakhir.
6.   Adapun rebutan tangga tebu adalah suatu perlambang bagi sang bayi, bahwa rezeki dari Allah tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan dengan tangan, akal dan pikiran.
  Betimbang
Bagi anak turunan bangsawan di timbang dengan dacing kayu yang dalam daun timbangan berisi:
1.   Beras
2.   Gula merah
3.   Kelapa setampang
4.   Pisang sesisir
5.   Rempah rempahan
6.   Buah kundor
Makna dari upacara betimbang ini adalah suatu do’a kekhadirat Allah SWT agar kelak sang bayi menjadi orang yang bermanfaat bagi orang tua dan masyarakat dengan kata lain memiliki bobot.
  Mandi-Mandi
Untuk upacara mandi ini tidak terbatas hanya kepada anak turunan bangsawan,namun rakyat biasapun melaksanakan.
  Makan Nasi Adap
Secara simbolis nasi dengan kelengkapan disuapkan kepada sang bayi. Kemudian dibacakan do’a selamat tolak bala.

2.   Adat Anak/Remaja
  Bersunat:
1.  Anak lelaki
Untuk acara tunggal besunat prosesinya adalah:
a.   Mengunjam bale (Sama dengan adat perkawinan)
b.   Bepepinjam (Sama dengan adat perkawinan)
c.   Bepepajang (Sama dengan adat perkawinan)
d.   Bepapar (Sama dengan adat perkawinan)
e.   Mengarak (Sama dengan adat perkawinan)
f.   Khataman Qur’an
Selesai khataman Al Qur’an maka penganten sunat sembah sujud kepada orangtuanya, serta kepada para ketua dan hadirin yang hadir.
g.   Begandang Rebana atau Gendang Tar
Malam hari dilaksanakan hiburan dengan mengundang grup Rebana yang biasanya hingga pagi hari.
h.   Besunat
Setelah matahari terbit, maka mereka dibawa kerumah lalu disunat oleh dukun sunat Pada saat sekarang, maka acara berendam tidak dilakukan lagi, karena penyunatan dilakukan oleh para medis.
i.    Pacat kundang
Upacara pacat kundang yaitu mengganti obat kalau disunat oleh dukun atau buka perban oleh para medis. Acara hanya berupa pembacaan do’a selamat tolak bala dan hidangan sederhana saja.

2.  Anak Perempuan
  Mandi Tumbuh Susu
Anak-anak perempuan berumur 8-9 tahun diikutkan mandi dengan prosesi mandi seperti penganten atau wanita hamil 7 bulan juga. Mereka juga di hiasi seperti penganten.
  Belamin
Belamin itu adalah si ABG tersebut dimasukkan kedalam kamar yang tak boleh kena sinar matahari untuk beberapa hari sampai beberapa bulan. Didalam lamin itu sang anak bekase’, yaitu membedaki dirinya dengan bedak buatan sendiri.
Apabila sudah selesai, maka dilakukan upacara Turun Lamin, yaitu:
a.   Mengunjam bale
b.   Bepepinjam
c.   Bepepajang
d.   Bepapar
e.   Khataman Qur’an
f.   Begendang Rebana atau Gendang Tar.

Pelaksanaan Adat Istiadat dan Hukum Adat Kematian

1.   Adat Istiadat Kematian
  Menjenguk Orang Sakit
Apabila mendengar ada orang sakit, maka merupakan “kewajiban” bagi para sanak keluarga, tetangga, handai tolan untuk menjenguk sisakit. Pada kesempatan tersebut saling bermaaf-maafan dengan sisakit dan mendoakan agar cepat sembuh.
  Mengantar Pelelawat
Pada kesempatan tersebut para pelawat hendaklah membawa beras pelelawat yang terdiri atas beras, cabe, garam serta belacan. Tujuan mengantar beras pelelawat ini adalah untuk 1 meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh simati.
  Nyusor Tanah
Merupakan selamatan dengan membaca do’a arwah setelah selesai menguburkan mayat.
  Tahlilan
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada malam pertama setelah penguburan dengan membaca tahlil.
  Nige Hari
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke tiga dengan membaca tahlil.
  Nujoh Hari
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke tujuh dengan membaca tahlil.
  Ngelat
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke lima belas dengan membaca tahlil.
  Nyelawe
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke 25 dengan membaca tahlil.
  Ngempat Puloh
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke 40 dengan membaca tahlil. Undangan pulangnya di bagikan kue baulu yang dimasukkan kedalam piring yang dibungkus dengan sapu tangan dan di tambah lagi surat Yassin.
  Nyeratus
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke 100 dengan membaca tahlil.
  Nyeribu
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah duka pada hari ke 1000 dengan membaca tahlil.
  Bulan Ruah
Upacara ini adalah mengumpulkan sanak keluarga dan tetangga untuk sholat maghrib berjemaah dirumah yang mengadakan kenduri pada bulan Sya’ban untuk membaca Tahlil dan dilanjutkan dengan membaca doa Arwah bagi sanak keluarga yang telah meninggal.