Selamat Datang Di Heri Setiawan Blog, Semoga Semua Informasi Yang Ada Didalam Blog Ini Bisa Bermanfaat Untuk Anda Sekalian, dan terima kasih sudah berkunjung ke blog saya :)

Minggu, 25 Maret 2012

Kerajinan Kerang Khas Masyarakat Ketapang

Ale-ale itu ciri khas Ketapang. Ia sejenis kerang yang diambil dagingnya sebagai makanan. Sekarang kerangnya juga dijadikan produk kerajinan. Bagaimana kerajinan itu bisa diproduksi?
BUKAN sekadar nilai ekonomis yang dapat digarap dari ale ale. Selain memiliki potensi untuk wisata kuliner, sekarang kerangnya bisa jadi buah tangan. Sehingga potensi wisata budaya itu dapat mendukung wisata pantai dan sejarah. Ale ale termasuk salah satu mata rantai kehidupan masyarakat Ketapang. Endapan pasir yang dibawa dari perhuluan Sungai Pawan menjadi habitat hidupnya. Walaupun isi ale-ale sampai saat ini masih diolah secara tradisional, dan kulitnya belum difungsikan optimal. Tapi dari kulit binatang laut jenis kerang ini menjadi sebuah potensi dan tantangan bagi masyarakat yang kreatif.

Aktivitas mencari ale-ale yang dilakoni masyarakat tak hanya sekadar sebuah potret kehidupan. Kearifan lokal ini dinilai dengan sendirinya masyarakat setempat tergugah menjaga perairan Muara Sukabangun. Akhirnya, mereka berupaya agar ale-ale tetap lestari.Menurut Razanah, kasubag Pengumpulan dan Pengolahan Data Setda Ketapang, selama ini kulit ale-ale hanya digunakan sebagai bahan timbunan pekarangan. Dijual menggunakan pick up dengan harga yang murah. Tanah yang ditimbun dengan kulit ale-ale juga menjadi keras, tak heran sebelum infrastruktur di Ketapang mengenal aspal, jalan-jalan utama puluhan tahun lalu masih ditimbun dengan kulit ale-ale.
Padahal fungsi lain kulit ale-ale dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, seperti tempat barang hantaran, tempat tisu, sampai pohon telur untuk pernikahan. Potensi kerajinan dari kulit ale-ale ini masih terbuka lebar,” jelas dia.Razanah melanjutkan, usaha kerajinan adalah aplikasi nyata dari ekonomi kerakyatan. Bisa dikatakan usaha kerajinan merupakan salah satu sarana untuk menwujudkan kesejahteraan ekonomi yang berorentasi pada ekonomi kerakyatan. Oleh sebab itu usaha kerajinan harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat, pengusaha industri dan kerajinan, penyedia modal, dan pemerintah.
Usaha kerajinan khususnya kerang merupakan salah satu produk unggulan yang berpotensi untuk dikelola dan di kembangkan. Usaha kerajinan kerang turut memberikan kontribusi kepada pendapatan asli daerah Ketapang. Agar kontribusi tersebut optimal, Pemerintah Kabupaten Ketapang terus memberikan bimbingan serta mengelola dan mengembangkan usaha kerajinan khususnya kerang ale-ale khas Ketapang.Meskipun saat ini pengembangannya hanya bersifat lokal di Kalbar dan pulau Jawa, lanjut Razanah, kedepannya Pemkab Ketapang akan terus mempromosikan kerajinan kerang ale-ale tersebut, dengan cara mengikuti pameran, baik lokal maupu nasional. Hasilnya cukup memuaskan. Karena dari beberapa kali mengikuti pameran di pulau Jawa, pihak pengrajin sering mendapatkan pesanan dari warga di sana. “Ini membuktikan bahwa kerajinan kerang kita tak kalah dengan kerajinan kerang lainnya. Meskipun kerajinan yang menggunakan kulit ale-ale masih terbatas. Oleh sebab itu, potensi ini terus kita kembangkan, seperti produk unggulan daerah lain, apalagi ale-ale ini hanya ada di Ketapang,” papar dia. (*)

Lagu Puputagua ciri khas KalBar Kab.Ketapang

Bagi teman-teman semua yang ingin tau lagu dayak dari ketapang, kalimantan barat, copast aja link d dibawah ini...
http://s1650.vuclip.com/a9/bc/a9bc4fa55ac3c4882eb3f8055fa520bb/ba123207/ketapang_a9bc_w_2.3gp?c=405299211&u=1555444994&s=BNYklK

Keadaan Geografis Ketapang Kalimantan Barat

Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas dari 14 kabupaten/ kota di Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah sebesar 31.588 km2 atau 21,28 persen terhadap total luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar 146.807 km2.
Secara geografis, Kabupaten Ketapang berada pada posisi 00 19’ 26,51’’ Lintang Selatan sampai dengan 30 4’16,59’’ Lintang Selatan dan 1090 47’36,55’’ Bujur Timur sampai dengan 1110 21’37,36’’ Bujur Timur, dan berada pada posisi sebelah selatan
provinsi Kalimantan Barat
Secara administratif batas wilayah Ketapang Kabupaten adalah  sebagai berikut:
,       
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Pontianak, Sanggau, Sekadau, dan Kabupaten Sintang
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Kayong utara dan Laut Natuna
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Tengah

Wilayah Kabupaten Ketapang terdiri dari 20 Kecamatan, dimana 13 kecamatan berada di daerah perhuluan dan selebihnya merupakan kawasan pesisir, yaitu wilayah kecamatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut. Kecamatan Kendawangan adalah kecamatan terluas dengan luas wilayah 5.859 Km2 atau 18,55 persen terhadap total luas wilayah Kabupaten Ketapang, sedangakan kecamatan terkecil wilayahnya adalah Kecamatan Delta Pawan.

Syair Gulung Budaya Asli Ketapang

Syair Gulung pada awalnya hanyalah sebuah bentuk karangan atau disebut kengkarangan, lambat laun berubah menjadi Syair Gulung dikarenakan ditulis di atas kertas kemudian digulung dan disimpan di dalam paruh burung, di dalamnya banyak memuat bentuk-bentuk dari penginternalisasian terhadap ayat-ayat al-Qur`an, berupa bait-bait kata yang indah mengandung nasehat dan petunjuk hidup agar senantiasa masyarakat Melayu di sana berpegangan teguh dengan al-Qur`an sebagai sumber hukum agama yang juga merupakan firman dari Rabb Aja wa Jaladalam kehidupan kesehariannya sebagai seorang Melayu. Dahulunya Syair Gulung dipakai oleh para da`i-da`i yang datang ke Tanah Kayong atau Tanjung Pura sebagai Mediasi dalam menyebarkan dakwah Islam.
Dalam sejarahnya Syair Gulung merupakan salah satu bentuk lisan namun setelah masuknya Islam maka kerajaan Tanjung Pura mulai terbuka dengan dunia luar dan mulai mengenal keberaksaraan, selain itu Syair Gulung mulai ditulis di atas kertas atau apapun pada masa itu untuk memudahkan sang pengarang dalam menyampaikan syairnya. Lewat tulisan memungkinkan terjadinya visualisasi atau respons dari indra mata yang akan merangsang otak dari si pengarang menghapal dari tulisannya tersebut.
Menurut sejarah masuknya Syair Gulung ke Tanah Kayong, tanah Tanjungpura yang sekarang bernama Kabupaten Ketapang, seiring dengan berkembangnya ajaran Islam. Penyiar agama Islam pada waktu itu bernama Syekh Hasan al-Qodry pada pada jaman kejayaan Kerajaan Tanjungpura.Masyarakat pada waktu itu banyak yang masih menganut agama Hindu dan Animisme, terutama masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kerajaan Tanjungpura, oleh karena itulah Syekh Magribi menggunakan berbagai macam cara untuk menyiarkan agama Islam. Salah satu sarana pendekatannya adalah menggunakan pendekatan kesastraan sebab dengan bahasa sastra dapat menyentuh sisi intuisif dari yang mendengarkannya. Ini juga didukung oleh kebiasaan masyarakat Melayu yang gemar melantunkan Syair dalam bentuk apapun.
Menurut sumber dari para pemuka adat Melayu yang tergabung dalam Majlis Adat Budaya Melayu (MABM), ada beberapa versi tentang sejarah keberadaan Syair Gulung. Kebanyakan dari mereka menyepakati bahwa Syair Gulung pada dasarnya sudah ada di Tanah Kayong Tanjungpura pada saat Islam pertama kali dimungkinkan Islam masuk dibawa oleh Syekh Hasan al-Qodry atau juga dibawa oleh da`i-da`i dari bangsa Melayu yang datang ke Tanah Kayong yang kemudian dilanjutkan oleh Syekh Magribi.
Adapun dari mereka yang meyakini bahwa Syair Gulung pada dasarnya sudah ada jauh sebelum masuknya Islam, dikarenakan bangsa Melayu merupakan bangsa yang gemar akan sastra, dan sastra merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan orang-orang Melayu. Sehingga unsur-unsur Islami yang ada di dalam Syair Gulung merupakan bentuk akulturasi dari internalisasi nilai-nilai Islam yang direduksi dari al-Qur`an dan hadis ke dalam sastra sebagai mediasi pendekatan dakwah.
Pada mulanya Syair Gulung mensyiarkan tentang sejarah Kehidupan Nabi Muhammad sebagai mediasi dakwah. Lambat laun peranan Syair Gulung mengalami perubahan tidak hanya sebagai mediasi dalam berdakwah tetapi juga sudah masuk dalam aspek-aspek lain dari kehidupan masyarakat Melayu Tanah Kayong seperti; pada zaman sekarang Syair Gulung sering dilantunkan di acara-acara adat, acara pernikahan, sunatan, selamatan orang naik Haji, bahkan merebah sampai ke acara-acara resmi di dalam pemerintahan Kabupaten Ketapang. Dari aspek inilah menjadikan Syair Gulung bertambah perannya dalam kehidupan Masyarakat Melayu Tanah Kayong.

Salah satu contoh syair gulung yang ada di tanah kayong yang bernilai religi islam :

SUJUD KU
Dalam relung tetesan air mataku…
Ku seka ku lepas dan ku biarkan mengalir…
Ketika ku melihat mega-mega merah merona cahaya Ilahi…
Dan gelegar angin sepoi mengumandangkan azan nan indah di angkasa

Dalam relung lamunan jiwa ku…
Ku pupus ku pasrah ku biarkan terikat…
Ketika ku sadar akan bumi ku pijak bertasbih atas-Nya
Memuja pula sang langit mengagungkan nama-Nya

Dalam relung ku bergerak…
Ku pasrah ku lemah ku biarkan tawakal ku menuntunku…
Ketika ku sadari aku berawal dari realitaNya
Ketika ku rasakan aku adalah bagian dariNya
Ketika ku pikirkan bahwa aku adalah cintaNya
Ketika dan ketika tak ada lagi yang ku gambarkan atas betapa mahaNya
Dalam sujud ku abadi keharibaan pelukan mesraNya…

Penampakan Makhluk Astral

Penampakan makhluk halus berpakaian putih dengan rambut panjang, terlihat jelas dalam sebuah foto yang diambil M Fahmi, sopir ambulans Puskesmas Aur Kuning, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Dengan cepat foto tersebut beredar di seluruh Kecamatan Sungai Laur. Seorang wartawan memperoleh foto tersebut dari staf humas Pemkab Ketapang, A Rahman, Minggu (17/10/10).
 

Rahman menuturkan, awalnya dia tidak percaya soal penampakan foto itu. Tapi sosok mahkluk halus berambut panjang menyerupai seorang perempuan tersebut tampak sangat jelas.

"Aku dapat foto ini langsung dari M Fahmi. Waktu sama-sama dengan Bapak Bupati Henrikus, awal bulan ini saat kunjungan kerja ke sana. Dia tunjukkan foto itu, eh, langsung merinding bulu kuduk kami semua," tutur Rahman seperti kami kutip dari kompas.com.

Informasi yang dia peroleh dari Fahmi, foto ini dijepret menggunakan kamera handphone merk Nokia tipe N. Dilihat sepintas, hasil jepretan itu tak menampakkan sesuatu yang aneh.

Tapi setelah dicermati, sosok mahluk halus ini rupanya ikut terekam. Foto itu dijepret di satu warung di desa setempat. Konon, kata Rahman, mengutipcerita Fahmi, daerah tersebut tergolong angker.

Contohnya di rumah Camat Sungai Laur yang kini tidak ditempati dan dibiarkan kosong. Rumah dinas tersebut tak jauh dari warung tempat diambilnya foto ini.

"Mereka bilang sering ada penampakan. Fahmi bilang foto itu diambil sekitar dua minggu sebelum kunjungan kerja bupati. Jadi belum lama, dan satu dari yang ikut kunjungan bupati, sempat melihat penampakan di pohon pinang merah di sebelah rumah dinas tersebut. Kami pun semakin ketakutan," ungkap Rahman.

Tapi dia tidak lantas menerima mentah-mentah foto tersebut. Dan sempat mempertayakan apakah asli atau palsu. "Fahmi bahkan sampai besumpah-sumpah kalau foto itu tak ada rekayasanya. Sampai sekarang antara percaya dan ndak percayalah," kata Rahman.
sumber : http://musthofa-zone.blogspot.com/2010/10/ada-hantu-terekam-kamera-yang.html

Minggu, 18 Maret 2012

Temanku, Sahabat Sejatiku...


sahabatku...
engkau selalu ada dikala aku membutuhkanmu
engkau selalu setia ,saat aku dalam kebingungan
kebingungan akan sesuatu yang hilang dalam hatiku

sahabatku...
terima kasih atas kesetiaanmu
terima kasih atas semua ilmu yang kau berikan
ilmu yang tidak mungkin aku dapatkan dimanapun

sahabatku...
kau memberikan semangat  yang baru dalam hidupku
engkau memberiku arti, arti dari sebuah ikatan persahabatan
bukan ikatan teman yang kosong belaka

sahabatku...
aku berharap padamu,
jangan pernah tinggalkan aku
sendiri menjalani hidup dalam dunia yang fana ini
aku tak ingin luka yang sudah lama menutup
kembali teruka.

temanku,
sahabat sejatiku...

Minggu, 11 Maret 2012

Pembina Pramuka Inggris ke Ketapang

Ketapang – Seorang pembina pramuka di Inggris, Tara Mills, yang menjadi sukarelawan lingkungan di Yayasan Palung berkesempatan bertatap muka dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ketapang belum lama ini. Dalam kunjungannya itu, ia berbagi cerita soal pramuka (scout) di Inggris.
“Di Inggris hampir 80 persen kawula muda masuk menjadi anggota pramuka, karena mereka menganggap masuk menjadi anggota pramuka menyenangkan dan bermanfaat. Karena itu kalangan orang tua juga mendukung penuh kegiatan kepramukaan yang dibina oleh para senior maupun pembina pandu,” kata Mills mengawali cerita.
Para scout itu, kata dia, secara swadaya membiayai kegiatan pramuka tanpa terlalu banyak campur tangan pemerintah. Tara juga mengungkapkan bahwa di negaranya gerakan pramuka atau pandu (scout) juga pernah mengalami pasang-surut.
Karena itu beberapa puluh tahun yang lalu Asosiasi Pramuka Inggris mengadakan revitalisasi gerakan pramuka, sehingga sekarang minat kaum muda untuk ikut kegiatan pramuka juga semakin meningkat.
“Pramuka di Inggris juga senang mengadakan jambore di dunia, kemah, bernyanyi, gotong royong, dan segenap aktivitas di luar sekolah yang menyenangkan dan bermanfaat bagi sesama manusia,” terangnya.
Tara yang sedang menjadi sukarelawan lingkungan di Ketapang juga sangat terkesan dengan Pramuka Kabupaten Ketapang yang cukup kreatif, berpakaian seragam pramuka dan ‘tepuk tangan pramuka’. Tukar-menukar informasi dan pengalaman yang diselenggarakan Yayasan Palung tersebut menjadi hangat dan menarik, karena juga diselingi dengan permainan dan nyanyi bersama.
Pertemuan informal antara Tara Mills dilaksanakan di aula Yayasan Palung Jalan Gajahmada dan dihadiri oleh para anggota pencinta lingkungan, pramuka, Direktur Yayasan Palung, Andreu de Sausa, dan dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan olahraga.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Ketapang, Yudo Sudarto Sp Msi, yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan pertemuan tersebut sangat bermanfaat. Terutama untuk pembanding dengan pramuka di negara lain, seperti Inggris dengan gerakan pramuka di daerah.
Adanya kekurangan dan kelebihan sistem pembinaan pramuka dapat menjadi acuan bagi Pramuka Ketapang untuk merevitalisasi gerakan pramukanya, sehingga menjadi wadah aktivitas bagi pemuda.
Ia juga mengakui gerakan pramuka di Indonesia memang masih banyak tergantung dari bantuan pemerintah.
“Selain itu belum banyak menarik bagi kaum pemuda, sehingga jumlah pemuda yang masuk menjadi anggota pramuka masih sedikit,” akunya. (KiA)
sumber : http://www.equator-news.com/lintas-selatan/ketapang/20110907/pembina-pramuka-inggris-ke-ketapang

Heboh Artefak Sejarah di Ketapang.. Dikira Biasa Batu-bata untuk Bangun Sarang Walet


Ketapang  merupakan kabupaten yang penuh dengan kisah-kisah kerajaan Melayu dan memiliki peninggalan masa jaman kerajaan Tanjung Pura yang belum terkuak ke permukaan dan belum tampak bangunan yang membuktikan kisah eksistensi dari keberadaan suatu kerajaan yakni Tanjung Pura.
Kota yang dijuluki kota Ale-ale ini kembali menghebohkan masyarakat Kabupaten Ketapang dengan adanya penemuan artefak berupa batu-bata yang tersusun rapi di dalam dasar tanah pada empat hari yang lalu di desa NEGRI BARU Ketapang.

Pada awalnya masyarakat setempat hanya menilai susunan batu itu yang ada di permukaan hanya batu-bata biasa saja tanpa mencari tahu batu-bata yang di permukaan milik siapa.

Masyarat setempat bahkan sering mengambil untuk keperluan di kampungnya ada yang diambil untuk bangunan masjid dan bahkan dari informasi masyarakat setempat batu-bata itu diambil untuk membuat bangunan rumah walet.

"Sebenarnya pernah diteliti pada tahun 2004 namun hanya peninjauan saja tanpa ada kelanjutan untuk penelitian dan pernah diteliti pada tahun 2007 hingga pada oOktober 2010-lah benar-benar membuat heboh masyarakat kabupaten Ketapang" ujar Badri salah satu masyarakat setempat.

Para peneliti dari berbagai daerah di Indonesia telah datang untuk mencari tahu bangunan apa sebenarnya namun sampai berita ini diluncurkan, masyarakat Ketapang dan para peneliti belum tahu pasti apakah ini merupakan bangunan candi atau berupa istana kerajaan dari pangeran IRANATA. Namun dilihat dari ukiran yang beraneka ragam ada yang berukir tapak kaki, bunga, burung dan lain-lain, batu-bata ini untuk sementara diduga dibikin bukan dari Kalimantan.

Mmenurut para peneliti bangunan yang ditemukan merupakan bangunan yang sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan bangunan ini sepanjang 2Km-5Km
dan beberapa rumah masyarakat berdiri di atas bangunan yang sekarang diteliti dan diduga merupakan bangunan istana dari kerajaan Tanjung Pura.

Pada hari Rabu, 29 September bupati terpilih Henrikus M.si telah turun langsung untuk melihat keberadaan susunan batu-bata yang berada di dalam dasar tanah yang berkedalaman 2 meter ini.

Sampai saat ini penemuan yang diduga sebagai peninggalan dari kerajaan Tanjung Pura  masih diteliti. (andika 107.7fm ktp gema solidaritas)